Langsung ke konten utama

BIOPERS: SIKLUS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PATUT DIHENTIKAN

Sumber foto: Leo Prima/Hi!Pontianak


    Kebakaran hutan dan lahan seperti sudah menjadi rutinitas setiap tahunnya di Kalimantan Barat, Pontianak. Setiap tahun, ada saja hutan yang dibakar. Hutan hijau terus berkurang akibat pembakaran ini. Tak terhitung kekayaan hewani dan hayati yang ikut mati bersamaan dengan terbakarnya habitat mereka. Pemerintah sudah mengambil kebijakan dalam hal ini. Menilai betapa krusial masalah yang ditimbulkan akibat kelakuan oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

    Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat telah menyegel lima lahan yang ada di wilayahnya, Sabtu (27/2/2021). Lahan disegel karena kebakaran yang terjadi beberapa waktu belakangan. Lahan yang disegel adalah yang terbakar dan sengaja dibakar. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, mengatakan, pihaknya akan menindak tegas terhadap pemilik lahan maupun pembakar lahan yang mengakibatkan kerugian banyak pihak. Oleh sebab itu, pihaknya menyegel lahan yang terbakar. Selain itu, akan memberikan sanksi dengan tidak memberikan perizinan dalam bentuk apapun selama lima tahun sejak awal terjadinya kebakaran di lahan tersebut.

    Adapun lokasi lahan tersebar di Kecamatan Pontianak Tenggara dan Selatan. Pihaknya bekerjasama dengan Kantor Pertanahan Kota Pontianak untuk menelusuri status kepemilikan lahan-lahan yang terbakar. "Bahkan, dari beberapa lokasi lahan yang terbakar, ada yang dipersiapkan untuk dibangun perumahan. Dilihat dari lokasi yang disegel, jelas akan dibangun perumahan, harus ada tindakan hukum supaya memberikan efek jera tidak membakar lahan dan tidak lalai," tegas Edi saat menyegel lahan yang terbakar.

    Satreskrim Polres Mempawah melakukan penyelidikan di lokasi kebakaran lahan. Bentangan spanduk yang bertuliskan "Lokasi Ini Dalam Pengawasan" terpasang di depan lahan yang terbakar berdasarkan Peraturan Wali Kota Nomor 55 tahun 2018. Dalam perwa tersebut, disebutkan, lahan yang terbakar dalam arti tidak disengaja, tidak boleh ada aktivitas pemanfaatan di lahan tersebut selama tiga tahun. Sedangkan lahan yang sengaja dibakar, selain tidak diperkenankan memanfaatkan lahan, juga diberikan sanksi serupa.

    Saat ini, lanjut Edi, sudah ada dua orang yang diamankan oleh pihak Polresta Pontianak Kota sepanjang terjadinya kebakaran lahan di Pontianak. Keduanya yakni pemilik lahan dan warga yang membakar lahan. Pihaknya tengah melakukan penelusuran terhadap lahan-lahan yang terbakar.

    Pembakaran hutan dan lahan sangat merugikan baik bagi manusia, lingkungan itu sendiri maupun flora dan fauna yang ada di dalamnya. Manusia seringkali bertindak tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi akibat perbuatannya. Hutan yang dibakar akan butuh waktu untuk memulihkan diri menjadi lahan yang hijau kembali, begitu pula hewan-hewan yang ada di dalamnya. Kehilangan habitat dapat membuat mereka keluar ke pemukiman warga yang tentu saja berbahaya. Selain itu, asap yang ditimbulkan oleh pembakaran hutan dan lahan ini sangat mengganggu dan tidak sehat bagi kesehatan kita.

    Mari kita jaga kelestarian hutan, karena hutan menyediakan berbagai manfaat bagi kehidupan dan menjaga keseimbangan dalam ekologi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Ilmuan Biologi Muslim yang Dilupakan Sejarah

1.         Al Jahiz Al-Jahiz dilahirkan di Basra (Irak) pada tahun 781 Masehi. Ia adalah pencetus pertama teori evolusi. Sayang namanya tidak disebutkan dalam buku-buku pelajaran biologi di sekolah maupun di perguruan tinggi. Pelajar dan mahasiswa lebih mengenal nama Charles Darwin, ilmuwan yang hidup seribu tahun sepeninggal Al-Jahiz. Darwin yang hidup pada masa 1809-1882 itu dikenal melalui bukunya bertajuk On the Origin of Species (1859). Jika Darwin pernah menulis soal migrasi burung-burung di Kepulauan Galapagos, maka jauh sebelum itu Al-Jahiz juga pernah melakukannya. Al-Jahiz adalah ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui migrasi. Dia berpendapat, lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik makhluk hidup. Asal muasal beragamnya warna kulit manusia, misalnya, terjadi sebagai akibat dari lingkungan tempat mereka tinggal. Al-Jahiz (781 M - 869 M) merupakan ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori struggle for existence (berjuang untuk

BIOPERS : CYBER BULLYING

 Halo pembaca sekalian semoga selalu sehat dan bahagia yaa! Zaman sekarang, teknologi semakin canggih aja dan komunikasi juga semakin dipermudah. Tapi ternyata semakin kesini, orang-orang yang gak bijak dalam menggunakan teknologi tersebut malah menjadikan fasilitas yang disediakan seperti social media malah dijadikan lapak untuk menyebarkan hoax dan paling parahnya dijadikan sebagai tempat perundungan secara online atau yang biasa kita kenal sebagai cyber bullying . Untuk saling mengingatkan, dibawah ini akan ada bacaan mengenai cyber bullying nih, agar kami, kalian, dan kita semua dapat lebih bijak dalam berinteraksi di social media 💚 CYBER BULLYING Bullying yaitu dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan atau risak”   yang merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. P adahal pera

BioInfo : Entognatha, Heksapoda yang bukan serangga

Pada umumnya, mahasiswa akan menyatakan bahwa heksapoda itu adalah artropoda berkaki enam atau serangga, atau heksapoda sama dengan serangga. Jika dinyatakan bahwa serangga adalah heksapo da, maka hal ini benar. Namun, jika dibalik, yaitu bahwa heksapoda adalah serangga, maka pernyataan tersebut menjadi keliru. Nah, lalu bagaimana sebenarnya kedudukan heksapoda, serangga, dan artropoda berkaki enam? Di dalam filum Artropoda, Entognatha dimasukkan ke dalam klas tersendiri, sesuai namanya. Dan bersama dengan Klas Insecta (serangga), Entognatha adalah anggota subfilum Heksapoda (artropoda berkaki enam). Klas Entognatha mencakup tiga ordo, yaitu: 1.Protura 2.Diplura, dan 3.Collembola (ekor pegas) Kebanyakan hidup di dalam tanah, dan berperan sebagai pemakan bahan organik (detritivora). Oleh karena itu, keberadaan mereka di lingkungan sangat bermanfaat. Para ahli juga sering menggunakan keragaman kelompok heksapoda ini untuk menentukan kualitas kandungan bahan organik tanah, maupun seba